Wednesday, June 15, 2016

Sabar di Kereta

"Tolong pegangin tangan saya," teriak ibu berbaju biru yang naik dari Stasiun Lenteng Agung dan berusaha keras mendorong supaya dapat masuk ke dalam kereta tujuan Jakarta Kota. Untung ada yang bersedia membantu memegang tangannya. Dengan susah payah Ibu berbaju biru itu mendorong kerumunan penumpang lainnya. Luar biasa, dia mampu masuk ke dalam kereta, pintu kereta pun tertutup sempurna. 

Tiba - tiba ada yang menegurku,"Bu, tolong tasnya.. Saya terjepit." Aku tahu Ibu yang ukurannya agak kecil ini (maaf) baru saja naik dari Stasiun Lenteng Agung. Dengan sedikit emosi aku menjawab,"Maksudnya gimana,Bu..? Emang keretanya penuh,"
"Saya biasa naruh tas saya di bawah kaki,jadi tidak mengganggu orang.." ujarnya keras.
"Ibu gak tahu aja, naruh tas di bawah nge dorong - dorong kaki orang lain juga.." jawabku.
Aku acuh pada Ibu itu, tahu dari ujung mataku beberapa ibu memperhatikanku dengan seksama dan si Ibu yang menegur itu tidak membalas lagi.

Haaloo...??? Ini kereta, gerbong wanita pula. Siapa saja bisa ngomong apa saja. Ditambah isinya sesama wanita, pasti tahulah.."mulut nya lebih tajam dan garang"..hehehee.. Diusik sedikit saja waahh.. bisa sampe ke Irian sana komentarnya.

Tapi, selain itu juga, aku ingat pesen suamiku,"Di kereta itu semua bisa sesukanya. Kalo kita lengah, kita yang kalah. Jangan tunjukin muka "nerima", orang bisa - bisa semakin ngerjainlah.."

Karena memang benar, orang tuh selalu berusaha mendorong. Sementara kalo kita lemah dan terima aja, kita akan semakin terdorong dan semakin keinjak - injak. Persaingannya ketat man.

Ada cerita dari teman lagi,dia selalu pakai sendal. Kalo di injak sama penumpang lain, dia bilang,"Injak lagi lah".hahahaaa... Seram yaa...

Mengingat ini bulan puasa, bulan dimana seharunya orang lebih panjang sabar dan lebih ingat Ibadah, gak ada tuh yang menerapkannya di kereta.. hahahaa.. ato bahkan di jalan raya. Motor - motor dan mobil - mobil tetap saja saling kebut - kebutan.

Semestinya, tiap - tiap ada yang mendorong terus kita merasa terusik, kita ingat,"Oh iya..lagi puasa...harus sabar.." Karena saat kita sabar, ada kok balasannya nanti. Karma itu pastilah akan ada. Tinggal kita tunggu dan sabar aja kapan terjadinya. heheheee...