Sunday, November 30, 2014

Trik mengusir polusi suara

Tengah tidur siang dengan lelap, tiba - tiba terbangun si kecil terbangun gegara suara bising motor di luar rumah..wweekk.. si dedek terbangun menangis deh... Duuh..seandainya suara bising di luar rumah dapat diredam yah.. Sebab, suara bising di luar juga bisa memicu stres. Tidur yang tidak nyenyak sebab tetangga sebelah main gitar tengah malam mengakibatkan istirahat tidak cukup. Pagi hari saat berangkat kerja pasti perasaan kita tidak nyaman. Bisa kok kita kurangi tingkat kebisingan di luar dan gampang lagi.
Senangnya bisa menemani dedek tidur siang

Saat membangun rumah usahakan untuk menyediakan halaman yang bisa ditanami dengan pepohonan yang berdaun rimbun. Pohon merupakan peredam suara yang baik dan bisa menahan sekitar 10 dB. Postingan saya sebelumnya tentang "Pucuk Merah" bisa menjadi salah satu opsi. Jika halaman rumah cukup minim, dapat juga menanam beberapa tanaman di dalam pot.

Pilihan kedua yaitu buat dinding rumah dengan ketebalan dan kepadatan yang cukup. Sebab, suara pun dapat merayap melalui celah kecil. Di dalam rumah, sebagai bahan dari interior, bisa dipasang material lunak peredam bunyi, seperti karpet, busa, kain atau gipsum akustik.

Pilihan lain bila senang menggunakan material kaca, gunakan kaca yang ketebalannya tidak kurang dari 1 sentimeter. Tambahan, bisa memasang dua lapis kaca dengan memberi jarak sekitar 3 sentimeter di antara keduanya. Metode ini banyak digunakan pada auditorium untuk meredam bunyi di ruang kontrol.

Pilihan terakhir adalah tempatkan akuarium dengan sirkulator air terletak di atas. Air yang ditumpahkan kembali ke dalam akuarium akan menimbulkan gemericik yang menenangkan pikiran. Suasana rumah yang tenang akan selalu ngangenin ke manapun kita pergi.

Disadur dari Ornamen Kompas, 19 September 2014, "Mengusir Bising dari Rumah Kita"

Thursday, November 27, 2014

Nge Mall sambil Belajar

Lazim sekali ya membawa anak - anak kita bermain di mall. Selain lokasi lebih dekat dari rumah, juga kita bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan di satu pusat perbelanjaan saja. Mulai dari belanja kebutuhan harian misal sayuran segar, kebutuhan bulanan, ke travel agent, potong rambut atau perawatan diri. Anak - anak juga bisa bahagia karena banyak arena bermain buat mereka eksplorasi.

Membawa anak ke mall bukan sekadar untuk refreshing saja melainkan juga untuk meningkatkan ikatan emosional (bonding) orang tua dengan anak. Setelah seminggu orang tua bekerja, anak - anak juga sekolah, maka akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk bersama - sama menghabiskan waktu.  Jika tidak terjadi bonding anak dan orang tua maka dikhawatirkan di masa depan anak akan mudah terkena gangguan psikologis.

Selama di mal isi dengan berbagai aktivitas bersama. Selama waktu itu berkomunikasilah dengan anak. Misal pada saat makan bersama, tanyakan perkembangan sekolah atau hobbynya. Selama bermain dampingi anak untuk melihat perkembangannya, misal anak usia balita apakah sudah cukup kuat melempar bola ke atas, atau cukup bisa memasukkan koin ke dalam lubang. Dengan demikian, orang tua juga mengetahui sejauh mana capaian tumbuh kembang anak. Saat berbelanja bersama juga manfaatkan untuk memberi pelajaran kepada anak,misal konsep uang dipakai sebagai alat tukar atau konsep hemat untuk berbelanja barang - barang yang hanya diperlukan.

Saat makan bersama dapat juga digunakan sebagai waktu untuk menerangkan kepada anak manfaat makanan, sayuran dan vitamin. Pilih restoran yang konsepnya made to order bukan junk food atau fast food. Jenis makanan made to order lebih sehat dan relatif lengkap gizi mulai dari karbohidrat, lauk serta sayur - mayur. Dengan demikian secara langsung, anak memahami dan mengenali jenis - jenis makanan yang sehat.

Arena bermain juga dapat menjadi sarana untuk mengajarkan anak tentang fungsi sosial. Kini, banyak mal yang menyediakan arena bermain untuk anak. Saat bermain ada anak seusia anak kita, lebih muda atau bahkan lebih tua. Penting untuk anak mengetahui tentang pentingnya berbagi dan menunggu giliran dengan teman bermainnya. Hal ini juga mengajarkan anak untuk lebih sabar dan tidak menjadi egois.

Mengajarkan etika pada anak juga dapat dilakukan saat menunggu giliran menaiki lift. Misalnya, ajarkan anak untuk mengucapkan permisi saat akan menaiki lift yang masih ada orang di depannya. Ajarkan juga untuk menunggu antrean untuk turun/naik ekskalator jika sedang ramai.

Akan tetapi perlu tetap waspada dan mengawasi anak - anak. Banyak area yang dapat membahayakan keselamatan anak misalnya fasilitas eskalator atau lift. Ajarkan anak untuk selalu berhati - hati saat akan menaikin eskalator atau lift. Dan selalu mengingatkan untuk tidak menyentuh benda - benda yang mengandung aliran listrik. Ini juga sekaligus mengajarkan konsep waspada dan hati - hati kepada anak.

Selain itu, orang tua juga harus fokus pada menjaga anak. Jangan half listening syndrome. Orang tua sering tidak fokus pada pembicaraan anak akibatnya orang tua cenderung memberi jawaban agar pertanyaan anak cepat selesai saja. 

Kakak membantu adek menaiki motor - motoran di arena bermain

Penting sekali mengajarkan anak tentang berprilaku hemat. Sering dijumpai anak meraung - raung minta dibelikan mainan. Sedini mungkin tanamkan nilai uang kepada anak - anak. Orang tua harus menegaskan bahwa uang itu sangat berharga dan sayang apabila dihabiskan untuk hal yang kurang diperlukan dan bukan prioritas. Apalagi untuk mendapatkannya orang tua harus bekerja selama lima hari dalam sepekan. Akan tetapi tetap disampaikan bahwa orang tua mencari uang demi anak - anak dan keluarganya.

Psikolog Ajeng Raviando mengatakan bahwa saat bersama anak, sebaiknya orang tua berbelanja sesuai dengan keperluan. Jangan sampai anak melihat contoh orang tua mudah sekali membeli barang - barang yang tidak diperlukan. Inilah yang membuat anak jadi konsumtif.

Untuk anak yang terbiasa sulit dikendalikan dan merengek ketika di mal, Ajeng menyarankan orang tua untuk bersikap tenang dan tidak perlu khawatir dengan penilaian orang. Cara terbaik dengan mendiamkannya saja. Nantinya, anak juga diam sendiri apabila cara yang dilakukannya tersebut tidak berhasil. Jika tidak berhasil, anak tidak akan mengulanginya lagi.

Cukup banyak bukan hal - hal yang menjadi bahan ajar anak selam di mal. Belum termasuk saat merek masuk ke Toko Buku yang ada di Mal. So, bapak ibu jangan tabu membawa anak ke mal dengan tetap mendampingi, mengawasi dan mewaspadai anak kita.

Have a great weekend tomorrow...


Disadur dari Artikel Lifestyle Investor Daily, Kamis 16 Oktober 2014. "Mal Pun Bisa Jadi Sarana Mendidik Anak"




Tuesday, November 25, 2014

Pucuk Merah

Secara tampilan halaman depan blog ini adalah warna hijau, namun belum pernah sekalipun saya membahas tanaman hijau yang memberi kesegaran dan kerindangan buat kita. Percaya atau tidak, sekarang saya punya obsesi untuk memiliki tanaman Pucuk Merah. 

Pasalnya, mertua saya berhasil membudidayakannya di komplek rumahnya di Serpong yang notabene jarang turun hujan pada saat musim kemarau kemarin. Kemudian, tanaman ini cepat menjadi tinggi dan daunnya bertambah banyak. Sehingga, saat ada angin terasa sekali hembusannya ke dalam rumah. Bagaimana saya tidak jatuh cinta...

Pucuk merah
(sumber : https://drjt.files.wordpress.com/2011/11/img-20111126-00461.jpg).

Tidak asing kan ? Tanaman ini kembali digemari sebagai tanaman perindang di pinggir - pinggir jalan atau di taman - taman kota. Alasannya budidayanya cukup mudah. Tanaman pucuk merah (Syzygium oleana) adalah sejenis tanaman hias golongan tanaman perdu namun tidak sepopuler anthurium dan sejenisnya. Bentuk daunnya pun tidak bervariasi. Warnanya hijau muda, bentuknya kecil agak memanjang dengan batang yang kecil.

Istimewanya adalah ujung daun mudanya berwarna oranye dan merah maka lebih dikenal dengan nama pucuk merah.Tajuk tanaman muda yang baru tumbuh akan menyembul indah di sela - sela daun yang menghijau. Seperti layaknya bunga di antara dedaunan. 

Bila diperhatikan sebenarnya bentuk tajuk dan daunnya hampir mirip dengan tanaman cengkih. Sesungguhnya, pucuk merah memang masih termasuk dalam familia tanaman cengkih.

Pucuk merah dapat tumbuh di wilayah manapun terpenting adalah terpapar sinar matahari. Dapat dibudidayakan di dalam pot atau tempat terbuka. Dalam lahan sebaiknya ditanam berjajar dengan jarak 50 cm - 100 cm. Perawatan menyiram dan memangkas wajib dilakukan. Penyiraman dan sinar matahari penting untuk mempertahankan tajuk merah tetap berwarna merah.

Pemangkasan bertujuan untuk mempertahankan keindahan supaya warna merah dan hijaunya merata. Pemangkasan dapat dilakukan minimal 2 minggu sekali. Yang dipangkas adalah daun - daun tua yaitu daun merah yang warnanya memudar. Dengan demikian akan tumbuh tunas baru dengan warna yang lebih indah. Bentuk pangkasan dapat diatur seperti membuat bonsai. Bisa berbentuk lingkaran, kerucut seperti pohon cemara, dll. 

Di rumah mertua saya, pucuk merahnya tidak dipangkas dan dibiarkan tumbuh tinggi. Dengan sendirinya terlihat seperti bentuk pohon cemara. Hanya saja, cabang - cabang di bagian bawah wajib kita potong karena cenderung tumbuh menyamping. Dengan demikian, pucuk atas semakin rimbun dan semakin memberi banyak hembusan angin. 

Antisipasi hama dapat dilakukan dengan memberikan pupuk dua bulan sekali. Dapat pula ditambahkan suprasit untuk mencegah ulat daun yaitu ulat coklat. Penting dilakukan pemeriksaan daun setiap bulan sekali cukup. Sering kali juga dijumpai gulma di sekitar pucuk merah. Bahkan kadang gulma tumbuh di dalam polibag. Pengendaliannya dilakukan dengan mencabutnya secara manual. Penyiangan dilakukan dengan rotasi dua minggu sekali atau tergantung pertumbuhan gulmanya. Jika perlu dilakukan dengan cara kimia dengan memberi sprayer herbisida.

Sumber : 
Kontan Rabu, 26 November 2014 
http://oleanasyzygium.blogspot.com/

Menuju UAS Kurikulum 2013

Sebentar lagi sudah jadwal Ulangan Akhir Semester untuk murid yang mengikuti pelajaran Kurikulum 2013. Padahal, masih segar diingatan pertemuan orangtua murid di sekolah Ceza bulan September kemarin. Agak telat sebenarnya, semestinya diadakan sebelum tahun ajaran dimulai. Alasannya, perwakilan Dinas Pendidikannya punya jadwal yang padat. Tak apalah daripada tidak sama sekali.

Membaca cerita di media masa dan televisi apalagi online...wwuiih... rame dan seru.. Semua beranggapan bahwa Kurikulum 2013 tidak mumpuni, amatiran dan tidak siap praktek.

Saya memang selalu mendampingi Ceza setiap hari dalam hal memahami setiap materi di Buku Tematik ditambah rutin menyiapkan pe - er menulis, berhitung dan pertanyaan - pertanyaan seputar mata pelajarannya. Menurut pandangan saya sih, bukunya menyenangkan, mereka menggunakan Grasindo, banyak aktivitas menyanyi, membuat prakarya - prakarya sampai cerita - cerita tentang keluarga bahkan dongeng juga ada. 

Kesulitan timbul buat anak - anak yang belum lancar membaca, karena sejak Buku Tematik I, sudah banyak cerita - cerita dan pertanyaan - pertanyaan yang membutuhkan jawaban panjang. Kemudian, pengenalan angka sangat singkat, bahkan di Buku Tematik II, anak - anak sudah belajar 
penjumlahan dan pengurangan dengan konsep puluhan dan satuan.

Jika saya bandingkan dengan ulasan Suplemen parenting Republika, Selasa 25 November 2014 hampir sama. Kurikulum 2013 secara konsep sudah baik. Akan tetapi masalah teknislah yang menyebabkan siswa, guru, dan orang tua mengeluh. Misalnya, materi yang terlalu beragam membuat anak terseok mempelajarinya sementara guru - guru terbirit  - birit menuntaskan materi. Akan tetapi, pemerintah menganggap ini bukan hal yang penting. Guru yang kurang kreatif menyampaikan materi adalah masalahnya. Masalah lain yaitu materi pelajaran menuntut anak untuk bisa membaca, menulis dan berhitung (calistung) sementara anak tidak diajarkan secara khusus. Padahal, di kata pengantar buku pedoman disebutkan bahwa anak - anak yang baru masuk SD belum bisa calistung. 

Hal lain adalah materi pelajaran tidak diurut secara benar. Materi yang loncat tidak dapat menuntun  anak untuk dapat memahami materi dengan lebih mudah. Parahnya lagi, waktu pembahasan sangat terbatas. Guru menjadi tergesa menyampaikan materi pelajaran, tapi sudah harus beralih ke materi berikutnya. Akibatnya siswa menjadi bingung, tidak betul - betul menguasai materi, demikian pendapat psikolog Dr Endang Widyorini Phd. 

Tambahan lain adalah guru - guru terlihat belum siap menyampaikan materi karena kebanyakan guru belum mendapatkan pelatihan yang cukup perihal Kurikulum 2013. Jangan - jangan pelatih pun belum paham benar. Perlu segera ada perbaikan agar tidak buang waktu karena materi yang dapat dimengerti oleh anak hanya sedikit, imbuh psikolog tersebut lebih lanjut.

Nah, sekarang apa yang dapat orang tua lakukan ? Sementara kurikulum 2013 telah ditetapkan dan menurut Menteri Pendidikan, Anies Baswedan, tidak mungkin untuk mengubah kurikulum tersebut dengan kurikulum yang baru.

Maka, menurut hemat saya, ayah dan ibu wajib melakukan pendampingan belajar di rumah walau sekolah menjamin bahwa di Kurikulum 2013 ini tidak ada penilaian ranking dan tidak akan ada murid yang tinggal kelas. Well, let's see...

--oOo--

Peran Orang Tua

Dalam menghadapi tantangan Kurikulum 2013 peran orantua sangat penting untuk dapat membantu anak akrab dengan pendekatan baru dalam belajar ini. Orang tua bersama guru di sekolah bersama membimbing anak memahami materi pelajaran. Hal ini memudahkan anak menemukan jawaban ketika menemukan pelajaran yang sulit. Selain itu, orang tua juga harus berpikir dan bersikap kritis, ujar psikolog Evita yang juga dosen di UNJ.

Referensi yang banyak perlu disiapkan oleh orang tua. Sediakan buku pelengkap atau manfaatkan internet guna mencari jawaban atas pertanyaan anak yang tidak dibahas atau ditemukan penjelasannya di buku pelajaran. Pada dasarnya, kurikulum ini mengajak anak untuk lebih banyak bertanya. Untuk itulah, orang tua mesti bersabar dalam menjawab pertanyaan anak dan berusaha membaca buku pelajaran terlebih dahulu.

Butuh waktu dan energi memang dalam mendampingi anak belajar di Kurikulum 2013 ini. Akan tetapi, sekesal apapun, orang tua sebaiknya tak menampakkan kegusarannya. Anak dapat menangkap sinyal ini dan semakin menambah kegusarannya. Ditambah dapat memancing anak menjadi apatis atau bahkan menyerah.

Di sisi lain, konsekuensi terhadap nilai anak tidak ada lantaran penilaian pada rapor sejauh ini lebih banyak hanya copy paste. Mari berhenti merisaukan kurikulum karena resiko lebih lanjut adalah anak tak akan menghargai proses pembelajaran dan malah tidak tertarik untuk belajar, ujar psikolog Unika Soegijapranata, Dr Endang Widyorini Phd.

Usaha lebih Orang Tua

Hal yang dapat dilakukan orang tua saat ini adalah mendampingi anak lebih telaten dalam belajar dan terus berpikir kritis perihal materi belajar. Bertanya kepada guru lebih sering terkait materi pelajaran dan perkembangan anak. Guru - guru tidak pelit kok dalam hal informasi dan selalu terbuka jika orang tua bertanya. Orang tua dan guru wajib bertukar pikiran untuk menemukan titik temu bagi kelancaran belajar anak.

Membimbing anak belajar memberi kita kesempatan mengetahui letak kesulitan anak dan kemampuan lebih anak. Bimbinglah mereka mulai dari menemukan objek pembelajaran sampai membuat kesimpulan dari pelajaran yang diterima.

Jangan pernah menyalahkan anak ketika banyak bertanya. Semakin banyak ia bertanya, semakin baik pula eksplorasi dalam belajar. Guru atau orang tua tidak boleh menyalahkan anak yang banyak komentar. Sampaikan materi atau jawaban dengan tepat sehingga anak akan lebih senang dan tidak stres.

Orang tua dan guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi. Semakin kreatif tentu anak menjadi tertarik untuk belajar. Apabila guru dan orang tua bisa memahami cara kurikulum baru ini, tentu anak tidak akan stres.

Disadur dari Supelemen Parenting Republika, Selasa, 25 November 2014. "Kegusaran tentang Kurikulum 2013".


Sunday, November 23, 2014

Menjaga Kebersihan Telinga & Hidung Balita

Setiap hari minggu, saya rutin membersihkan telinga kakak & adek dengan kapas pembersih telinga sekaligus menggunting kukunya. Kegiatan ini wajib dilakukan, jika tidak kuku - kuku mereka dalam seminggu itu saja sudah panjang apalagi kalau kelewatan. Telinga yang basah juga menjadi penyebab kotoran mudah menumpuk ditambah kakak belum begitu telaten untuk menggosok bagian belakang kuping telinganya. Seringkali saya menemukan kerak - kerak coklat dibelakangnya.

Ternyata menurut Artikel Media Republika edisi Senin, 24 November 2014 bahwa sumbatan kotoran pada telinga dapat menimbulkan gangguan pendengaran, nyeri, gatal, bunyi denging bahkan pusing,lo.

Sebenarnya setiap hari telinga memproduksi kotoran (serumen). Serumen sesungguhnya berperan melindungi telinga dari masuknya debu, bakteri dan partikel asing yang dapat merusak telinga. Akan tetapi jika dibiarkan akan menumpuk dan malah menimbulkan sumbatan kotoran.  Sumbatan kotoran yang dibiarkan terlalu lama akan mengeras dan semakin sulit untuk dibersihkan. Jika dipaksa dibersihkan, biasanya kotoran justru akan semakin terdorong ke dalam. Gangguan yang ditimbulkan akibat sumbatan kotoran adalah gangguan pendengaran ringan, nyeri, rasa gatal, bunyi denging hingga pusing.

Umumnya agak sulit membersihkan telinga bayi lantaran perbedaan anatominya. Liang telinganya lebih pendek, kemiringan dan lebar telinga juga berbeda, dan bayi jelas lebih sensitif dibanding anak atau orang yang lebih dewasa. Kulit bayi pun relatif sangat rentan lecet. Dengan demikian, proses pembersihannya pun harus dilakukan dengan hati - hati.  

Walau sebenarnya kotoran telinga bisa saja perlahan keluar dengan sendirinya tetapi perlu menjaga kebersihan telinga bayi, saran Wakil Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Sudung O Pardede. Aman untuk dibersihkan jika kotoran sudah berada dekat permukaan lubang. Sebaliknya, sangat berbahaya jika membersihkan telinga dengan mengoreknya terlalu dalam. Jika sudah terlanjur keras, mintalah bantuan dokter THT, sarannya lagi.

Bersihkan telinga bayi cukup pada sekitar daun dan lubang telinganya. Disarankan menggunakan kapas atau handuk yang dibasahi air. Untuk di sekitar lubang telinga dapat menggunakan cotton bud khusus bayi. Akan tetapi jangan terlalu dalam, tegas dokter spesialis anak tersebut.

Lakukan membersihkan telinga sekali atau dua kali seminggu bergantung kondisi. Masing - masing anak berbeda produksi kotoran telinga. Beberapa anak mungkin harus lebih sering dibersihkan telinganya karena produksi kotoran yang lebih banyak.

Membersihkan telinga tidak boleh dilakukan hingga ke dalam liang telinga sekalipun anak sudah beranjak besar, kata dr Sukri Rahman, dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher (THT -KL). Pembersihan hingga masuk ke lubang telinga hanya boleh dilakukan oleh profesional (dokter).

Risiko yang timbul jika membersihkan terlalu dalam adalah timbul iritasi terutama pada bayi yang suka tiba - tiba bergerak malah dapat menimbulkan trauma pada telinga, imbuh dr Sukri.

Lecet pada telinga juga bisa terjadi dan dapat berakibat infeksi. Hal ini ditandai dengan bengkak, telinga berair, dan nyeri yang disertai demam.

Rajin bersih - bersih, tubuh sehat tercermin dari keceriaannya


Hidung 
Hidung pun tak luput dari perhatian. Jika tidak rutin dibersihkan dapat menimbulkan sumbatan pada pernapasan dan membutuhkan penanganan tersendiri.

Kotoran di hidung dapat keluar dengan sendirinya melalui bersin. Jika ingin dibersihkan sama dengan cara membersihkan telinga, hanya boleh dilakukan dengan tidak mengorek terlalu dalam.

Selain oleh kotoran, sumbatan hidung dapat terjadi juga oleh lendir. Dalam kondisi tertentu, lendir pada hidung bayi merupakan hal yang normal. Akan tetapi, dapat mengganggu pernapasan juga bila jumlahnya berlebihan dan teksturnya kental.

Untuk mengencerkan lendir yang menggumpal dapat menggunakan obat tetes hidung yang biasanya mengandung larutan NaCL. Beri hanya beberapa tetes saja dan dapat dilakukan sendiri di rumah.

Umum dilakukan oleh ibu - ibu adalah menyedot langsung ingus dengan mulut (hha...saya selalu melakukan ini lo... seolah - olah banyak membantu namun ternyata...) Menurut dr Sukri, cara ini sebenarnya kurang efektif dan malah berisiko melukai hidung bayi jika si ibu terlalu kuat menyedotnya. Bahkan, bila ibu dalam keadaan tidak fit, virus justru bisa menular kepada bayi.

Hidung bayi yang tersumbat sangat mengganggu bayi bernapas karena umumnya mereka hanya bisa bernapas melalui hidung dan tidak bisa melalui mulut, Jika ditemukan lendir yang mengering bisa dibersihkan.Gunakan kapas basah secara manual untuk melunakkan lendir tersebut. Sebagai catatan, hanya dilakukan di sekitar lubang hidung.


Sumber : Artikel MEDIKA, Republika, Senin,24 November 2014

Friday, November 21, 2014

Etika Minum Jus

Selama ini anak - anak minum jus tomat sebagai alternatif memakan buah. Untuk saat ini, anak - anak tidak diberi buah - buahan impor karena kuatir penggunaan lilinnya akan berpengaruh. Pernah kita keruk kulit sebuah apel impor dan terlihat lilinnya banyak sekali. Itu sebabnya, konsumsi buah anak - anak kembali ke hanya tomat,pepaya lokal,pisang dan timun. Cara penyediaannya, 1 atau 2 buah tomat direbus hingga lembut, lalu dihancurkan kasar dengan sendok garpu. Setelah diberi sedikit gula (sebagai pemanis sedikit) lalu dipisahkan kulit dan daging buahnya.Tapi apakah tepat etika memakan buah demikian 

Selama ini anak - anak suka dengan rasanya. Tetapi, baru saya ketahui bahwa meminum jus buah justru lebih terasa khasiatnya bila dikonsumsi bersama dengan ampasnya. Etiket meminum jus buah saya dapatkan dari Liputan Khusus Kesehatan Kontan edisi Jumat, 21 November 2014. Berikut ulasannya.

Menikmati buah dapat dilakukan mulai dari yang umum, dibuat jus hingga yang sedang hit yaitu infused water. Kebutuhan tubuh akan vitamin, mineral dan serat dapat dicukupkan dengan mengkonsumsi buah. Cara yang praktis yaitu buah dipotong atau beberapa jenis buah dicampur lalu diracik atau dihancurkan hingga menjadi jus.

Dokter Mulyadi Tedjapranata dari Klinik Medizone, Kemayoran Jakarta Pusat menyebutkan ada beberapa jenis buah yang lebih baik disajikan dalam bentuk jus ketimbang bentuk potongan. Contohnya buah - buahan yang mengandung vitamin dan nutrisi, misalnya buah kiwi.

Kiwi adalah salah satu buah yang kaya vitamin C dan E. Buah ini memiliki kandungan vitamin C dua kali lipat lebih banyak dibandingkan kandungan vitamin C dalam jeruk. Itulah sebabnya, kiwi mendapat julukan sebagai buah terfavorit untuk menangkal antioksidan.

Buah kaya vitamin lain yang tepat diracik menjadi jus adalah stroberi, apel, wortel, nanas dan buah naga. Terpenting adalah hindari buah yang mengandung kolesterol dan alkohol contohnya durian. Dari sisi kandungan, buah yang mengandung kadar kolesterol dan alkohol tinggi tidak berubah saat dibuat jus. Namun, cara membuat jus yang praktis memunculkan kecenderungan masyarakat meracik buah jenis tertentu terlalu sering inilah yang menjadi masalah. Tentu pola ini tidak baik bagi tubuh jika terlalu banyak dikonsumsi.

Ampas buah itu penting

Etika menkonsumsi jus buah lain adalah alat yang digunakan. Sebaiknya menggunakan blender daripada juicer. Sebab, juicer memisahkan air jus dengan ampas buah. 

Meminum jus bersamaan dengan ampas memang terasa kurang sedap, tetapi jauh lebih baik. Ampas buah justru mengandung serat dan vitamin. Menurut dokter Mulyadi lagi, meminum jus tanpa ampas akan meminum jus sekedar untuk rasanya saja.

Setelah jus tersaji sebaiknya segera dikonsumsi. Sebab, kadar vitamin dalam jus bisa rusak oleh oksigen dan ultraviolet yang ada di sekitar kita. Tambahan lagi,minumlah jus dengan cara dikulum terlebih dahulu untuk menjaga enzim dalam mulut.

Meminum jus jelas dapat dilakukan setiap saat. Akan tetapi, waktu terbaik adalah saat pagi hari atau setelah bangun tidur. 

Dokter Susilo dari Klinik 24 Jam Jakarta menambahkan, bahwa sebelum mengkonsumsi buah kita perlu mengetahui terlebih dahulu asupan yang diperlukan oleh tubuh. Cek kondisi tubuh akan membantu dalam memilih jus buah yang cocok untuk dikonsumsi. Contoh, pilihlah jus tomat yang kaya akan vitamin A dan C jika ingin mendapatkan stamina tubuh serta meningkatkan nafsu makan.

Salah satu hal yang penting juga adalah bahan tambahan dalam jus buah. Terkadang, menikmati jus buah dengan menambahkan susu atau gula terasa lebih nikmat. Tetapi, gunakan takaran yang tepat. Lantaran buah sudah mengandung rasa manis, takaran ideal gula adalah 50 gram per hari. Bila terlalu banyak minum jus dengan gula justru manfaat buah akan hilang, tambah Dr Susilo.

Wah, pilihan saya untuk selalu menyediakan jus tomat dengan sedikit gula untuk Kakak Ceza dan Adek Cheryl banyak manfaatnya juga ya.


Kakak Ceza & Adek Cheryl minum air Kelapa Jeruk di Ayam Panaitan, Bandung
(hmm.....lahapnya...)

Wednesday, November 19, 2014

Makin akrab karena Olahraga

Anak kecil mana yang tidak suka main air ? Mereka bisa betah berjam - jam di dalam kolam bahkan di kolam kecil kamar mandi pun mereka selalu punya ide untuk bermain.. hhehee... Nah, atas dasar itulah Kakak Ceza sekarang punya jadwal rutin untuk les berenang sekali seminggu setiap hari Sabtu. Dan Mommy pun bertugas untuk menemani kakak selama latihan, hitung - hitung Mommy olahraga renang juga.. Lumayanlah...

Nah, sekarang Mommy mau berbagi ternyata olahraga buat anak kecil itu sangat bermanfaat lho ditambah lagi jika orangtuanya "mendampingi" bukan sekadar menemani ya...

Kebetulan Mommy membaca Suplemen Republika Edisi Selasa, 11 November 2014. Disebutkan bahwa rutin berolahraga bersama keluarga dapat menyehatkan badan seraya membentuk karakter anak. Wuihh.. makin penasaran...

Dengan olahraga bersama keluarga akan menciptakan budaya keluarga, menambah kekompakan ayah, ibu dan anak, semua merasa lebih dekat satu dengan yang lain. Selain itu, seorang psikolog bernama Kasandra Putranto menambahkan bahwa keluarga yang gemar berolahraga cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi, berjiwa sosial dan berdisiplin.

Jika keluarga belum terbiasa, maka direkomendasikan untuk memulainya secara perlahan - lahan. Memulai dari satu cabang olahraga misalnya berlari pagi bersama di akhir minggu, lalu dilanjut mengenalkan pada olahraga misalnya bermain bulu tangkis, atau berenang. Dari pengalaman anak menjajal, maka anak akan mampu mengenali olahraga yang paling pas dengan minat dan bakatnya.

Yang sulit di jaman sibuk sekarang adalah apakah orangtua bersedia meluangkan waktu untuk terlibat dalam aktivitas fisik anak. Apalagi, yang diharapkan orang tua bukan sekedar mendampingi dengan mengantar anak ke tempat latihan lalu pergi mengurus kesibukan dan kembali lagi menjemput anak. Tetapi, siapkah orangtua meluangkan waktu lalu bersama - sama melakukan lari pagi bersama, bermain bulu tangkis bersama lalu dipenuhi keringat dan mengejar bola bersama? Karena pada saat bersama - sama berolahraga di situlah timbul ikatan keakraban yang lebih erat dan akan menjadi kenangan terindah buat anak. Ditambah lagi, anak pasti bangga saat orangtua melihat sang anak mampu berenang satu lap.

Kegiatan olahraga anak tidak dibatasi oleh usia. Bahkan anak bayi pun dapat dan perlu berolahraga. Ketika bayi berusia dua hingga tiga tahun, jenis olahraga belum terstruktur seperti berlari, berayun - ayun, memanjat dan bermain air. Saat usia anak empat sampai lima tahun, kemampuan motorik anak semakin membaik. Anak mampu diajak menggelindingkan bola besar, menangkap bola, mengendarai sepeda roda tiga, berenang atau senam tanpa diprogram.

Selanjutnya, ketika anak sudah berusia lima sampai enam tahun, tantangan gerak fisik anak bisa ditingkatkan kesulitannya. Olahraga yang cocok adalah latihan keseimbangan, memanjat, berayun, bergelantungan, berguling dan berputar. Kelak, saat anak berusia enam tahun ke atas, ia akan mampu menggabungkan kemampuan motorik dasar meski belum sempurna. 

Anak yang rajin berolahraga akan lebih sehat, cenderung lebih aktif, enerjik, dinamis, mempunyai kepercayaan diri dan inisiatif yang tinggi, sportif dan kreatif. Lewat olahraga, anak mempunyai stamina mental yang kuat. Anak juga belajar aturan main, kerja sama dan rasa percaya.

Anak yang kurang berolahraga akan berprilaku sebaliknya. Sistem kekebalan tubuh, semangat dan kepercayaan dirinya akan menurun. Anak juga akan lebih cepat merasa lelah. Anak yang gemar berolahraga akan terhindar dari hal negatif seperti narkoba, pornografi, tindak kejahatan dan prilaku berunsur kekerasan. Psikolog Kasandra lagi - lagi menambahkan bahwa hal terpenting dari berolahraga adalah anak belajar untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya.

Lantas, tunggu apa lagi Moms and Dad, ayo dorong anak yang misal sudah terlihat mempunyai hobi menendang bola untuk lebih serius berlatih. Memasukkan anak ke dalam sebuah klub di tingkat kecamatan bisa menjadi pilihan, tidak perlu langsung tingkat nasional. Kalau kata pelatih renang Ceza, "buat uji mental dulu" Karena selain anak belajar disiplin dan manajemen waktu yang baik dalam mengatur jadwal latihannya juga sebagai alat pembentukan prilaku anak kelak.
Olahraga Panjatan di sebuah Cafe di Bandung


*disadur dari Suplemen Republika, Selasa, 11 November 2014.

Sunday, November 2, 2014

Harum yang khas...

Inget bau tanah sehabis tersiram hujan tidak? Khas sekali, bukan? Saya suka sekali menciumnya padahal menurut suami, bau yang demikian mengandung bakteri berbahaya..Ada istilah dari bahasa Yunani disebut petrichor yaitu bau ketika hujan turun setelah musim kering yang berkepanjangan. Bau ini berasal dari sepasang reaksi kimia.

Beberapa tanaman mengeluarkan minyak ke udara dan ketika hujan turun terjadi reaksi. Reaksi kedua adalah ketika bahan kimia yang diproduksi oleh bakteri tanah actinomycetes dilepaskan. Senyawa aromatik ini bergabung untuk menciptakan aroma petrichor ketika hujan turun.Ini hasil googling yang saya dapat tetapi tidak menyebutkan bahwa itu berbahaya.

Sekarang setiap pulang kerja terasa harum pohon di wilayah kampus UI, Depok...hm...rasanya nyamaan sekali.... Tak kan pernah kulupa harum tersebut.

Ada lagi harum yang tak kan terlupa yaitu harum minyak telon sewaktu Ceza dan Cheryl masih bayi. Sampai-sampai Tulang enteng minta supaya kasur bekas mereka tidur jangan diganti karena masih kangen katanya..hhehee..

Bau khas lain yang tetap ingat adalah parfum deodoran papa..hhii..harum banget...ah, itu sih karena saya berlebihan saja ya...hhahahaa...