Wednesday, January 6, 2016

Kuatir di Tahun Baru ?? No Way...

Saat tahun baru menjelang, apa pertanyaan yang sering kita dengar? Pastilah begini,"Apa resolusi anda tahun depan?" atau "Sudah punya rencana apa di tahun berikut?"

Terlalu sering bahkan kita sampai lupa untuk menyiapkan sebuah rencana mengisi tahun depan dengan apa. Berdoa di saat pergantian tahun sih pastilah, berdoa untuk sesuatu yang lebih baik, berdoa untuk keadaan negara yang lebih damai. Walaupun pada kenyataannya, baru empat hari tahun 2016 dilewati berita tentang kemiskinan, kesenjangan si kaya dan si miskin, perekonomian negara melambat sudah wira - wiri di media lokal.. Tapi, ah.. tak usah berpusing-pusing, biarkan Yang Di Atas Bekerja.

Itu pula prinsip yang saya pelajari dari teman - teman sekantor saya. Saya salut mereka bisa menerapkan tidur siang setiap hari selama kurang lebih 20 menit. Setelah makan siang, mereka ambil waktu tidur di bangku lalu menutup muka dengan jaket atau bantal. Sementara saya sulit sekali tidur siang. Saran mereka, "pikiran dikosongin, Mba, tutup mata... Lalu... sedetik kemudian.. kita sudah di alam mimpi." Waahh... mudah sekali ya... "Mba mesti mengkuatirkan segala hal," komentar mereka suatu kali.

Lha, semua juga kuatir yaa.. Kuatir anak di sekolah di-bully, kuatir di perjalanan ada bahaya, kuatir anggota keluarga misal jatuh sakit, kuatir suami selama di pekerjaan, sampe kuatir soal kondisi keuangan keluarga. Dan.. banyak hal lain lagi yang tidak cukup untuk disebutkan satu per satu.

"Lantas, kalo sudah kuatir apa, Mi?" pertanyaan suami saya menggema. Suami saya selalu bisa tidur dengan mudahnya di malam hari, sementara saya agak sulit memulai tidur dan selalu terjaga di tengah malam. "Yaa... saya juga gak bisa ngapa - ngapain, pa.." jawab saya pasrah. "Nah, kalo begitu ya sudah biarkan saja. Pasrahkan saja pada Yang Di Atas."
Kembali saya diingatkan untuk Pasrah pada yang Di Atas.

Beberapa hari yang lalu, adek saya menelefon mengabarkan kondisi keuangannya mungkin akan terganggu. Institusi tempat suaminya bekerja mungkin akan mengurangi penghasilan tambahan karena dianggap kinerjanya kurang bagus di tahun sebelumnya. Adek saya belum mengeluh tapi sudah mengkhawatirkan kondisi rumah tangga mereka bulan - bulan berikutnya. Saya tidak mampu berkata banyak selain mendengarkan. Tapi, di penghujung telepon saya mengingatkan masih banyak hal yang perlu di syukuri ketimbang di khawatirkan. Masih banyak hal pekerjaan yang perlu kita selesaikan ketimbang ngedumel dan menggerutu. Sembari bekerja kita diberi semangat oleh Yang Kuasa, diberi tambahan pengetahuan, diberi tambahan keberanian. Malah, kita tidak punya waktu dan bisa jadi lupa untuk berkeluh kesah.

Sebab, saya ingat sekali lagu yang dinyanyikan oleh Yehuda Singers, "Mengapa kau gelisah jiwaku.. Mengapa kau tertekan dalam hidupmu.. Ingatlah pada Tuhan Selalu..Berharap pada Allah.. Aku bersyukur lagi padaNYA.."

Dan ternyata itu bukan sekedar lagu tapi pujian Raja Daud di kitab Mazmur 42 :4-5,bunyinya begini ....

"Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah - gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak - sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang - orang yang mengadakan perayaan. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada - Nya, penolongku dan Allahku!"

Raja sebesar dan sehebat Daud pun punya rasa kuatir tapi Beliau tidak mau berlamat - lamat dalam gundah - gulananya. Beliau berharap pada Yang Kuasa, Sang Penolong Abadi. Dan beliau selalu berSyukur atas segala hal yang terjadi di hidupnya. Tak ada penyesalan dan tak ada gerutuan. Semua diserahkan kepada Kuasa Ilahi dan mengalir terus sepanjang musim seperti air mengalir.

----00----