Tuesday, November 25, 2014

Pucuk Merah

Secara tampilan halaman depan blog ini adalah warna hijau, namun belum pernah sekalipun saya membahas tanaman hijau yang memberi kesegaran dan kerindangan buat kita. Percaya atau tidak, sekarang saya punya obsesi untuk memiliki tanaman Pucuk Merah. 

Pasalnya, mertua saya berhasil membudidayakannya di komplek rumahnya di Serpong yang notabene jarang turun hujan pada saat musim kemarau kemarin. Kemudian, tanaman ini cepat menjadi tinggi dan daunnya bertambah banyak. Sehingga, saat ada angin terasa sekali hembusannya ke dalam rumah. Bagaimana saya tidak jatuh cinta...

Pucuk merah
(sumber : https://drjt.files.wordpress.com/2011/11/img-20111126-00461.jpg).

Tidak asing kan ? Tanaman ini kembali digemari sebagai tanaman perindang di pinggir - pinggir jalan atau di taman - taman kota. Alasannya budidayanya cukup mudah. Tanaman pucuk merah (Syzygium oleana) adalah sejenis tanaman hias golongan tanaman perdu namun tidak sepopuler anthurium dan sejenisnya. Bentuk daunnya pun tidak bervariasi. Warnanya hijau muda, bentuknya kecil agak memanjang dengan batang yang kecil.

Istimewanya adalah ujung daun mudanya berwarna oranye dan merah maka lebih dikenal dengan nama pucuk merah.Tajuk tanaman muda yang baru tumbuh akan menyembul indah di sela - sela daun yang menghijau. Seperti layaknya bunga di antara dedaunan. 

Bila diperhatikan sebenarnya bentuk tajuk dan daunnya hampir mirip dengan tanaman cengkih. Sesungguhnya, pucuk merah memang masih termasuk dalam familia tanaman cengkih.

Pucuk merah dapat tumbuh di wilayah manapun terpenting adalah terpapar sinar matahari. Dapat dibudidayakan di dalam pot atau tempat terbuka. Dalam lahan sebaiknya ditanam berjajar dengan jarak 50 cm - 100 cm. Perawatan menyiram dan memangkas wajib dilakukan. Penyiraman dan sinar matahari penting untuk mempertahankan tajuk merah tetap berwarna merah.

Pemangkasan bertujuan untuk mempertahankan keindahan supaya warna merah dan hijaunya merata. Pemangkasan dapat dilakukan minimal 2 minggu sekali. Yang dipangkas adalah daun - daun tua yaitu daun merah yang warnanya memudar. Dengan demikian akan tumbuh tunas baru dengan warna yang lebih indah. Bentuk pangkasan dapat diatur seperti membuat bonsai. Bisa berbentuk lingkaran, kerucut seperti pohon cemara, dll. 

Di rumah mertua saya, pucuk merahnya tidak dipangkas dan dibiarkan tumbuh tinggi. Dengan sendirinya terlihat seperti bentuk pohon cemara. Hanya saja, cabang - cabang di bagian bawah wajib kita potong karena cenderung tumbuh menyamping. Dengan demikian, pucuk atas semakin rimbun dan semakin memberi banyak hembusan angin. 

Antisipasi hama dapat dilakukan dengan memberikan pupuk dua bulan sekali. Dapat pula ditambahkan suprasit untuk mencegah ulat daun yaitu ulat coklat. Penting dilakukan pemeriksaan daun setiap bulan sekali cukup. Sering kali juga dijumpai gulma di sekitar pucuk merah. Bahkan kadang gulma tumbuh di dalam polibag. Pengendaliannya dilakukan dengan mencabutnya secara manual. Penyiangan dilakukan dengan rotasi dua minggu sekali atau tergantung pertumbuhan gulmanya. Jika perlu dilakukan dengan cara kimia dengan memberi sprayer herbisida.

Sumber : 
Kontan Rabu, 26 November 2014 
http://oleanasyzygium.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment