Thursday, December 18, 2014

Jangan sepelekan kesehatan gigi

Pengalaman saya yang selalu bermasalah dengan gigi sedari kecil memberi kesadaran tinggi ke saya untuk selalu rajin merawat gigi. Kebiasaan ini saya tularkan kepada Ceza dan Cheryl dengan tidak henti-hentinya mengingatkan untuk menyikat gigi sehabis makan dan sebelum tidur di malam hari.

Karena ternyata, biaya untuk berobat ke dokter gigi terbilang tidak murah,lho.. Ini pengalaman saya sekaligus pengakuan drg Aida Hermansyur SpKG di sebuah media. Bahan-bahan yang digunakan dokter gigi di Indonesia mayoritas adalah barang impor. Baik itu kapas hingga bahan penambal gigi. Karena kapas lokal kualitasnya masih kurang  menyerap karena kadar lemaknya masih tinggi.

Lalu hal-hal apa saja sih yang perlu diperhatikan terkait kesehatan gigi ini? Berikut ulasannya.

Saat melakukan perawatan gigi, dokter gigi akan berupaya untuk sesedikit mungkin melukai jaringan yang sehat. Dalam pandangan seorang ahli konservasi gigi, setiap gigi harus diselamatkan.
Dahulu, dokter gigi memang harus membuat bukaan yang lebar untuk menambal gigi. Soalnya, tambalan gigi berbahan merkuri (amalgam) hanya bisa terpasang dengan baik jika dilakukan under cut pada gigi. Hal tersebut dapat memunculkan keretakan pada gigi dalam jangka panjang.

Dengan teknologi kedokteran yang sudah lebih maju saat ini maka kerusakan (kavitas) gigi tidak perlu tindakan bor gigi, bisa saja kariesnya saja yang dibuang. Namun, setiap orang mesti sadar bahwa bahan tambal belum ada yang sempurna sehingga tindakan preventif tetaplah langkah utama.

Gigi pun tak boleh sembarang dicabut. Gigi hanya dapat dicabut kalau memang sudah tak bisa dipertahankan misalnya ada keretakan sampai ke akar atau gigi sudah terbelah hingga kehilangan fungsinya.

Keretakan gigi dapat terjadi secara perlahan atau mendadak tergantung penyebabnya. Secara umum, keretakan gigi terjadi mayoritas di kelompok usia 30 sampai 50 tahun. Penderitanya merata antara laki-laki dan perempuan. Keretakan biasanya muncul akibat kebiasaan yang kurang baik bagi kesehatan gigi. Mayoritas keretakan terjadi pada geraham bawah. Kebiasaan sepele seperti menyunyah es batu, menggigit tulang ayam atau tulang ikan, membuka tutup botol dengan gigi dan mengeretakkan gigi secara tidak sadar sampai membuat gigi mudah retak adalah salah satu penyebabnya.

Ketika menemukan kasus gigi retak maka dokter akan mencoba seoptimal mungkin untuk mempertahankan gigi asli. Lubang dan infeksi akibat gigi retak pun diterapi. Keputusan untuk mencabut atau mempertahankan gigi haruslah diambil berdasarkan pertimbangan ahlinya, yakni ahli konservasi gigi. Selamatkan dulu yang tersisa lalu dilanjutkan dengan perawatan berikutnya.

Jika ternyata gigi tak bisa diselamatkan, ahli konservasi gigi akan merujuk pasiennya ke dokter gigi spesialis bedah mulut. Berikutnya, untuk membuatkan gigi tiruan, pasien akan dijadwalkan berkonsultasi dengan ahli gigi tiruan yang tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Perlu diperhatikan bahwa belakangan ini kasus karies makin menonjol pada orang yang sehari-hari banyak mengonsumsi roti. Ternyata walau terbuat dari tepung, roti bersifat sangat asam bagi mulut. Raginya pun cenderung menempel pada gigi. Alhasil, gigi rentan berlubang dan gusi pun rawan meradang. Pada anak-anak, kebiasaan menyusu dengan dot menjadi penyebab dominan karies gigi susu pula.


Untung adek hanya minum susu dari botol higga usia 1 tahun 6 bulan

Disadur dari Suplemen Republikam Selasa,16 Desember 2014, "Pertahankan Kesehatan Gigi".

No comments:

Post a Comment