Thursday, November 12, 2015

Bersinggungan

Pernah merasakan bersinggungan ? Mengintip pengertian di http://kbbi.web.id/singgung, artinya adalah bersentuhan; bersenggolan; antuk-mengantuk. Bagi pengguna rutin kereta commuter line seperti saya, senggol - senggolan hal biasa di dalam kereta. hehe.. Tapi, kalo dalam urusan pekerjaan, pernah ber - antuk - antukan - dengan rekan kerja belum?

Sebelumnya saya pernah merasakan perasaan tidak nyaman saja dengan seorang rekan kerja. Tetapi, berhubungan dia berada satu ruangan dengan saya, ya.. saya seolah - olah tutup mata saja dengan kelakuannya yang terkadang terlalu oportunis. Saya juga kadang bisa oportunis, tetapi masih dalam batas wajarlah. Lah, teman saya ini, apa - apa nitip temen yang sedang pergi ke mana. Atau, kali lain, ikutan nebeng pulang dengan alasan capek nyetir mobil sendiri. Dikira temannya gak,toh? Alih - alih bantu bayar tol, malah tidur sepanjang jalan. Teman saya kesal sekali dibuatnya.. hahahaa.. Tapi, itu masih batas wajar untuk diterimalah ya..

Kejadian bersinggungan ini terjadi dengan rekan kerja saya di tempat baru. Sebutlah A dan B. B merasa tidak suka pada A karena selalu terlalu berlebihan, dan selalu merasa bisa melakukan segalanya bahkan men-coup pekerjaan teman lain. Secara frontal A mengungkapkan, ini sifatnya dan tidak pernah merasa masalah dengan itu. Terjadilah perbedaan pendapat dan malah melebar ke hal - hal lain. Padahal, selama ini mereka sangat akrab seperti tidak ada masalah. Inilah puncak dari keakraban semu (istilah saya) tersebut. Kedua pihak merasa benar sendiri. Kedua pihak merasa di campuri, terjadi persinggungan

Tetapi, mengingat posisi kedua rekan kerja ini duduk berdekatan. Tak ada kata lain selain menerima satu sama lain apa adanya, bukan? Satu dua hari pertama setelah gunung meletus tersebut, suasana dingin sangat terasa seperti ada Elsa, tokoh utama Frozen sedang berjalan - jalan di ruangan kerja kami.. hahahaa... (lebay). Teman saya B punya sifat santai dan blak - blakan. Jadi, dia merasa santai saja dengan kejadian tersebut.. hehehee... dan memang, terlihat berusaha mencairkan suasana. Sementara teman satu lagi, punya sifat agak kaku dan pemalu sehingga masih agak rikuh dan menjaga jarak. But, everything worth trying, kan?

Setelah berjalan dua minggu sejak hari kejadian, suasana sudah mulai berjalan nyaman. Kedua teman saya sudah terlihat mulai sering berkomunikasi bahkan canda - candaan. Syukurlah. Kedua teman saya bahkan sudah balik janjian makan siang bareng.

Hikmah yang dapat saya petik adalah, "A best friend is the person who knows all about your badness, but still likes you". Tentu, tidak ada manusia sempurna. Saya maunya begini, teman saya maunya begini. Tak dapat disatukan, tetapi minimal dapat diakurkan. Berjalan bersama teman dalam benci dan suka sungguh indah, sebab memperkaya ilmu tentang sifat - sifat manusia. Seharusnya, kita bersyukur kita berbeda dan rasanya tak dapat sejalan. Di masa depan, saya mungkin tak bersamanya lagi tetapi cerita saya dan teman - teman saya adalah sejarah tak terlupakan dan bekal saya bercerita kepada anak cucu tentang indahnya kehidupan saya.



No comments:

Post a Comment